Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan perkembangan terbaru pemulihan bencana di Sumatera yang kini memasuki satu bulan pertama masa rehabilitasi. Ia menegaskan bahwa proses pemulihan terus bergerak cepat berkat sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, relawan, dan warga setempat.

Teddy juga menanggapi pernyataan sejumlah pihak yang membandingkan penanganan bencana saat ini dengan kejadian serupa di masa lalu. Menurutnya, setiap bencana memiliki karakter dan tingkat kesulitan yang berbeda sehingga pendekatan penanganannya pun tidak bisa disamaratakan.
“Setiap bencana punya medan tantangan sendiri, dan cara menanganinya pun tidak akan sama,” ujar Teddy dalam konferensi pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Infrastruktur Dipulihkan dalam Waktu Singkat
Teddy menjelaskan bahwa dampak terberat terjadi pada akses transportasi. Sebanyak 78 ruas jalan nasional di 52 kabupaten/kota terputus akibat banjir dan longsor. Dalam waktu empat pekan, 72 jalur sudah kembali tersambung, sementara 6 titik lainnya masih dalam proses penyelesaian di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Selain itu, 12 jembatan utama di tiga provinsi terdampak telah berhasil dipasang kembali untuk membuka jalur distribusi bantuan. Ia menambahkan, pembangunan jembatan darurat berbahan baja berat umumnya membutuhkan lebih dari satu bulan, namun di lapangan berhasil diselesaikan dalam 7–10 hari melalui gotong royong antara aparat dan warga.

Hunian Warga dan Perumahan Tetap Dipercepat
Di sektor hunian, 600 unit rumah sementara akan rampung dalam beberapa hari ke depan, dengan 450 unit dibangun BNPB. Sementara itu, Presiden Prabowo juga menginstruksikan percepatan pembangunan 15.000 rumah permanen melalui Danantara, memanfaatkan lahan dari BUMN dan PTPN.
Layanan Kesehatan dan Sekolah Mulai Pulih
Teddy memastikan fasilitas kesehatan telah kembali beroperasi. Sebanyak 87 rumah sakit yang sempat terdampak kini sudah dapat melayani pasien, sementara 867 Puskesmas yang sebelumnya lumpuh, tinggal 8 unit yang masih dalam tahap pemulihan akhir.
Di bidang pendidikan, sejumlah sekolah telah dibersihkan dari lumpur dan mulai digunakan kembali, termasuk untuk kegiatan belajar ringan bagi anak-anak di pengungsian. Aktivitas ekonomi pun mulai normal, dengan pasar-pasar lokal yang sudah kembali buka dan mendorong perputaran ekonomi daerah.
Gotong Royong Jadi Kunci Utama Pemulihan
Teddy menekankan bahwa percepatan pemulihan bukan hanya soal alat dan sistem, tetapi tentang solidaritas.
“Warga Indonesia punya budaya saling bantu. Kolaborasi yang tulus akan mempercepat pemulihan,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa semangat gotong royong antara petugas dan warga menjadi faktor penting yang membuat pemulihan dalam skala besar bisa terjadi hanya dalam waktu satu bulan.
Refrence : Liputan6