
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengungkap kasus dugaan korupsi yang melibatkan kepala daerah. Kali ini, yang menjadi sorotan adalah Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis, yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) di tengah gelaran Rakernas Partai NasDem di Makassar, Sulawesi Selatan.
Penangkapan di Tengah Rakernas
Abdul Azis ditangkap setelah KPK sebelumnya mengamankan tujuh orang lainnya dari dua lokasi berbeda di Sulawesi Tenggara. Penangkapan ini berkaitan dengan dugaan suap atau korupsi dalam pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk proyek pembangunan atau peningkatan fasilitas rumah sakit.
Pada Jumat, 8 Agustus 2025, Abdul Azis tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, sekitar pukul 16.23 WIB. Ia tampak turun dari mobil hitam dengan membawa koper berwarna serupa. Untuk menghindari sorotan media, ia menutupi wajahnya dengan masker hitam dan mengenakan topi putih. Penampilannya saat itu jauh berbeda dibanding saat tampil percaya diri dalam konferensi pers bersama Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, sehari sebelum penangkapannya.
Terkait Dugaan Korupsi Dana Kesehatan
KPK menyampaikan bahwa OTT ini berkaitan dengan aliran dana DAK untuk sektor kesehatan, khususnya pembangunan rumah sakit. Meski belum dijelaskan secara rinci jumlah kerugian negara atau nilai transaksi yang terlibat, kasus ini diduga melibatkan sejumlah pihak dan pejabat daerah lainnya.
Jejak Karier Abdul Azis: Dari Polisi ke Kepala Daerah
Abdul Azis dikenal sebagai sosok yang pernah menjabat di kepolisian. Ia merupakan lulusan Diktukba Polri SPN Batua tahun 2004, dan memiliki pangkat terakhir sebagai Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda).
Sebelum terjun ke dunia politik, Azis bertugas di Banit I Subdirektorat I Direktorat Intelkam Polda Sultra. Kariernya di dunia kepolisian terhenti ketika ia memilih mundur dari Polri demi mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Kolaka Timur. Setelah menjabat sebagai Plt Bupati, ia kemudian terpilih sebagai Bupati definitif Kolaka Timur pada tahun 2023 untuk masa jabatan 2024–2029.
Azis juga pernah menjabat sebagai ajudan Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi — posisi yang membuatnya dikenal luas di lingkup pemerintahan daerah.
Latar Belakang Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Abdul Azis menyelesaikan jenjang S1 dan S2 di Universitas Sulawesi Tenggara. Ia lulus program sarjana pada 2016, dan menyelesaikan magister pada 2023 — menunjukkan dedikasinya terhadap pengembangan diri meski tengah aktif di pemerintahan.
Prestasi dan Penghargaan
Sebagai kepala daerah, Abdul Azis pernah menerima sejumlah penghargaan. Pada 2022, ia meraih Pemimpin Daerah Inovatif dari Kendari Pos Award. Setahun berikutnya, ia dianugerahi penghargaan sebagai Innovative Leader with a Passion for the Community oleh Seven Media Asia.
Dua penghargaan itu menunjukkan pengakuan atas komitmen dan pendekatannya dalam membangun daerah, meski kini sorotan publik beralih pada dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi.
Penutup
Penangkapan Abdul Azis menjadi peringatan bahwa integritas dalam kepemimpinan adalah hal yang sangat krusial. Meski memiliki latar belakang sebagai polisi berprestasi dan pemimpin inovatif, langkah hukum tetap berjalan apabila ada dugaan pelanggaran. KPK menyatakan proses pemeriksaan terhadap Abdul Azis masih berlangsung, dan publik menantikan kejelasan serta transparansi terhadap kasus yang melibatkan dana publik ini.
Jika terbukti bersalah, perjalanan karier Abdul Azis yang sempat gemilang dapat berakhir dengan catatan kelam di mata hukum dan masyarakat.
Refrence : Liputan6