Sejumlah negara mendesak wisatawan di Korea Selatan tetap waspada setelah negara itu sempat memberlakukan darurat militer pada Selasa malam, 3 Desember 2024, yang memicu protes dan kekacauan demokrasi. Status tersebut berlaku selama kurang dari tiga jam.
Melansir Global News, Rabu (4/12/2024), Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mendeklarasikan darurat militer, menuduh oposisi yang mengendalikan parlemen bersimpati dengan Korea Utara. Pasukan militer kemudian segera turun ke Majelis Nasional.
Para anggota parlemen yang marah memilih mencabut dekrit tersebut beberapa jam kemudian. Pemerintah secara resmi mencabut status tersebut pada Rabu pagi selama rapat kabinet. Namun, protes terus berlanjut di Seoul, dengan para demonstran menyerukan pemakzulan dan penangkapan Yoon.
Menanggapi situasi tersebut, Kanada memperbarui saran perjalanan ke Negeri Ginseng pada Selasa sore, waktu setempat. Pemerintah negara itu mendesak mereka yang berada di negara itu untuk berhati-hati, menghindari demonstrasi dan pertemuan besar, memantau media lokal untuk mendapat informasi terbaru, serta mengikuti instruksi dari pihak berwenang, termasuk perintah jam malam.
Namun, Kanada tidak mengubah tingkat risiko keseluruhannya, dengan mengatakan para pelancong masih dapat mengambil tindakan pencegahan keamanan. Ketua Energi Atom Kanada Terbatas (AECL) dan Korea Electric Power Corporation (KEPCO) dalam Penelitian Korea di departemen studi Asia Universitas British Columbia, Lynn Hyung Gu, mengatakan bahwa demonstrasi dan protes massal diperkirakan akan terus berlanjut setelah darurat militer dicabut.