Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB, Syafiuddin, meminta pemerintah untuk mengantisipasi tiga hal penting: kemacetan, lonjakan penumpang, dan cuaca ekstrem. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat menjalani liburan dengan aman dan nyaman.
Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas
Syafiuddin mengingatkan bahwa kemacetan lalu lintas menjadi masalah yang tak terhindarkan setiap kali liburan Nataru. Peningkatan jumlah kendaraan yang signifikan disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang pulang kampung, berwisata, atau mengunjungi keluarga. Peningkatan volume kendaraan ini terjadi terutama di jalan utama dan jalan tol, yang sering kali mengalami kepadatan.
“Maka, volume kendaraan meningkat di jalanan. Jalan utama dan ruas jalan tol menjadi padat. Untuk itu, dibutuhkan berbagai langkah untuk mengantisipasi kemacetan,” ungkap Syafiuddin dalam keterangannya, Rabu (18/12/2024).
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan, menurutnya, adalah melakukan rekayasa lalu lintas, pengoperasian jalan tol secara fungsional pada beberapa ruas, serta perluasan lajur tol.
“Antisipasi kemacetan harus segera dilakukan, sehingga tidak ada penumpukan kendaraan saat Nataru,” lanjut Syafiuddin. Berdasarkan data dari Korlantas Polri, terdapat lebih dari 700 titik rawan kecelakaan dan kemacetan, dengan beberapa titik utama seperti ruas Batang–Semarang, Japek Selatan, dan Ngawi–Surabaya yang sering kali menjadi masalah. Selain itu, terdapat juga titik lelah atau black spot di beberapa jalan tol yang harus diperhatikan, terutama empat titik lelah yang telah terdeteksi.
Antisipasi Lonjakan Penumpang
Syafiuddin juga menekankan pentingnya mempersiapkan infrastruktur transportasi umum untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama Nataru. PT ASDP Indonesia Ferry memprediksi peningkatan jumlah penumpang hingga 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 memperkirakan kenaikan arus penumpang sekitar 12,5 persen atau sekitar 2.165.815 orang pada musim mudik Nataru 2025.
“Karena itu, lonjakan penumpang harus diantisipasi dengan baik agar masyarakat bisa menggunakan transportasi umum dengan nyaman dan aman,” jelasnya.
Pemerintah perlu memastikan bahwa transportasi umum, baik laut, udara, maupun darat, dapat menampung lonjakan penumpang dengan memadai, serta memastikan kenyamanan dan keselamatan selama perjalanan.
Waspadai Cuaca Ekstrem
Selain masalah kemacetan dan lonjakan penumpang, Syafiuddin juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat terjadi selama Nataru 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan curah hujan yang diperkirakan meningkat sebesar 20 persen selama periode Nataru 2025. Cuaca ekstrem ini diprediksi dapat berlangsung hingga Maret-April 2025, yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah.
“Cuaca ekstrem bisa berpotensi mengganggu kelancaran perjalanan. Sebelum melakukan perjalanan, masyarakat harus memperhatikan prediksi cuaca dengan seksama,” kata Syafiuddin. Kondisi cuaca yang tidak menentu bisa menyebabkan gangguan pada transportasi, terutama bagi mereka yang akan melakukan perjalanan jauh.
Kesimpulan
Menjelang Nataru 2025, pemerintah diharapkan dapat melakukan langkah-langkah antisipatif terkait kemacetan, lonjakan penumpang, dan cuaca ekstrem. Dengan perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik, diharapkan libur Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung lancar dan aman bagi seluruh masyarakat. Diperlukan perhatian khusus pada infrastruktur transportasi, serta kesiapan menghadapi cuaca buruk, agar semua orang bisa menikmati liburan dengan tenang dan selamat.