Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan setelah utangnya dilaporkan membengkak hingga USD 7,3 miliar atau sekitar Rp116 triliun. Proyek yang dikerjakan oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini kini menuai kritik publik setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut enggan menggunakan APBN untuk menutup beban utang tersebut. Sejumlah tokoh nasional pun memberikan tanggapannya — mulai dari Presiden Jokowi, Budi Arie Setiadi, hingga KPK yang memastikan tengah menyelidiki dugaan mark up dalam proyek ini.
1. Jokowi: Transportasi Massal Bukan Soal Untung, Tapi Manfaat Publik
Presiden ke-7 RI Joko Widodo menegaskan bahwa pembangunan kereta cepat Whoosh adalah langkah untuk mengatasi kemacetan parah di Jakarta, Jabodetabek, dan Bandung.
Menurutnya, proyek ini bukan sekadar urusan bisnis, melainkan investasi jangka panjang bagi pelayanan publik dan efisiensi nasional.
“Di Jakarta itu kemacetannya sudah parah, sejak 30 tahun lalu. Proyek ini dibuat agar masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi massal seperti MRT, LRT, dan kereta cepat,” ujar Jokowi di Solo, (27/10/2025).
Jokowi juga menekankan bahwa subsidi transportasi umum bukanlah kerugian negara, melainkan bentuk investasi sosial.
Ia mencontohkan, MRT Jakarta disubsidi Rp800 miliar per tahun, namun manfaat ekonominya jauh lebih besar dengan efek ganda terhadap UMKM, properti, dan pariwisata.

2. PDIP: Megawati Sudah Ingatkan Soal Proyek Whoosh Sejak 2015
Dari internal partai pendukung pemerintah, PDIP menyatakan bahwa Megawati Soekarnoputri telah mengingatkan sejak awal tentang potensi risiko proyek Whoosh.
Ketua DPP PDIP MY Esti Wijayati mengatakan bahwa Megawati menyoroti aspek manfaat dan urgensi proyek tersebut saat pertama kali direncanakan pada 2015.
“Bu Mega sudah mengingatkan sejak awal, apakah proyek ini akan memberi manfaat besar bagi masyarakat dan bagaimana risiko pembiayaannya,” ungkap Esti.
Sementara itu, Ribka Tjiptaning menegaskan bahwa jika ada indikasi mark up atau penyimpangan, PDIP mendukung penuh langkah KPK untuk mengusutnya hingga tuntas.
3. Danantara: Masalah Utang Bisa Selesai Tahun Ini
Sementara itu, Dony Oskaria, COO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), optimistis persoalan utang proyek Whoosh bisa diselesaikan sebelum akhir 2025.
Menurutnya, kondisi keuangan KCIC cukup baik dan tidak ada masalah besar secara korporasi.
“Secara operasional, KCIC itu sudah positif. Ini hanya soal mekanisme cicilan yang sedang kita kaji. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Dony.
Ia menjelaskan bahwa Danantara masih mempelajari berbagai opsi penyelesaian, termasuk kemungkinan tanpa menggunakan dana APBN, sembari tetap menunggu keputusan final dari pemerintah pusat.
4. KPK: Dugaan Mark Up Whoosh Sudah Masuk Tahap Penyelidikan
Mantan Menko Polhukam Mahfud Md sebelumnya menyinggung dugaan adanya mark up dalam proyek Whoosh.
Menanggapi hal tersebut, KPK memastikan bahwa perkara ini sudah masuk tahap penyelidikan sejak awal tahun 2025.
“Benar, penyelidikan sudah dilakukan sejak awal tahun,” ujar Budi Prasetyo, Juru Bicara KPK.
Sementara Plt Deputi Penindakan KPK Asep Guntur Rahayu menegaskan bahwa lembaganya akan mendalami seluruh data yang relevan terkait dugaan tersebut.
Langkah ini menunjukkan keseriusan lembaga antikorupsi dalam mengawasi proyek strategis nasional yang bernilai ratusan triliun rupiah.
5. Budi Arie: Whoosh Adalah Investasi Jangka Panjang untuk Rakyat
Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi, turut menanggapi isu utang proyek Whoosh. Ia menegaskan bahwa proyek ini merupakan bentuk investasi jangka panjang, bukan beban.
“Itu investasi, bukan masalah. Whoosh berguna untuk rakyat dan menjadi karya terbaik yang patut dibanggakan,” kata Budi Arie di Solo, (24/10/2025).
Ia juga menolak tudingan bahwa utang Whoosh berkaitan langsung dengan Presiden Jokowi.
Menurutnya, proyek transportasi cepat seperti ini justru seharusnya diperluas, misalnya dengan rute Jakarta–Surabaya atau Jakarta–Banyuwangi demi pemerataan ekonomi nasional.
Kesimpulan: Polemik Utang Whoosh Masih Jadi PR Nasional
Utang besar proyek Kereta Cepat Whoosh menjadi topik hangat yang menyorot perhatian banyak pihak — mulai dari pemerintah, partai politik, hingga lembaga penegak hukum.
Meski demikian, berbagai tokoh menegaskan bahwa proyek ini tetap memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat luas.
Dengan penyelidikan KPK yang tengah berjalan dan komitmen pemerintah untuk mencari solusi tanpa membebani APBN, harapan publik kini tertuju pada penyelesaian yang transparan dan berkeadilan.
💡 Proyek Whoosh mungkin penuh tantangan, tetapi juga membuka jalur baru menuju masa depan transportasi modern Indonesia.