Penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah arteri koroner, yang berfungsi menyalurkan darah dan oksigen ke otot jantung, mengalami kerusakan atau penyumbatan. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa mengganggu aliran darah dan memicu serangan jantung.
Agar bisa mengambil langkah pencegahan sedini mungkin, penting untuk mengenali gejala-gejala penyakit jantung koroner serta faktor penyebabnya.
🔍 Apa Penyebab Penyakit Jantung Koroner?
PJK biasanya disebabkan oleh penumpukan plak atau zat lemak di dinding bagian dalam arteri. Penumpukan ini disebut aterosklerosis, yang menyebabkan arteri menyempit dan aliran darah ke jantung menjadi terhambat.
Beberapa faktor risiko yang dapat mempercepat proses aterosklerosis, antara lain:
-
Merokok: Merusak lapisan dalam arteri dan mempercepat penyumbatan.
-
Hipertensi: Tekanan darah tinggi membuat kerja jantung lebih berat.
-
Kolesterol tinggi: Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi memperparah penumpukan plak.
-
Gaya hidup tidak aktif: Kurangnya aktivitas fisik memperbesar risiko gangguan jantung.
-
Diabetes: Menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan mempercepat aterosklerosis.
-
Obesitas: Berat badan berlebih berkaitan dengan tekanan darah dan kolesterol tinggi.
-
Riwayat keluarga: Risiko meningkat jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat PJK, terutama pria di bawah usia 55 tahun atau wanita di bawah usia 65 tahun.
⚠️ Kenali Gejala-Gejala Penyakit Jantung Koroner
Pada tahap awal, gejala PJK sering kali tidak terasa. Namun seiring berjalannya waktu dan penumpukan plak yang semakin parah, tubuh akan mulai memberi sinyal. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
1. Nyeri Dada (Angina)
Angina adalah gejala paling umum dari PJK. Rasa nyeri ini biasanya muncul di bagian tengah dada dan bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung. Rasanya bisa seperti ditekan, sesak, atau seperti terbakar. Angina biasanya muncul saat aktivitas berat atau stres emosional, dan akan mereda ketika beristirahat.
2. Keringat Dingin dan Mual
Saat otot jantung kekurangan oksigen, tubuh akan memberikan respons berupa keringat dingin dan rasa mual. Ini adalah tanda tubuh sedang berjuang mempertahankan aliran darah yang cukup ke jantung.
3. Sesak Napas
Jika jantung tidak memompa darah secara efektif, tubuh kekurangan oksigen, sehingga kamu akan bernapas lebih cepat. Kondisi ini biasanya terjadi setelah aktivitas ringan hingga sedang, bahkan saat istirahat pada kasus yang lebih parah.
4. Pusing dan Nyeri Leher
Sirkulasi darah yang kurang ke otak bisa menyebabkan rasa pusing atau kepala ringan. Selain itu, beberapa orang juga merasakan nyeri seperti dicekik di area leher atau rahang, terutama saat beraktivitas fisik.
🛡️ Cegah Sebelum Terlambat
Mengenali gejala sejak dini adalah langkah pertama yang penting dalam mencegah komplikasi serius akibat penyakit jantung koroner. Jika kamu memiliki faktor risiko atau mengalami gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pemeriksaan jantung, seperti EKG, treadmill test, atau CT-scan jantung, dapat membantu mendeteksi masalah sebelum menjadi fatal.
Selain itu, perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, rutin berolahraga, mengatur pola makan, dan mengelola stres sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kesimpulan:
Penyakit jantung koroner bisa dicegah dan dikendalikan jika kamu mengenali gejala-gejalanya lebih awal dan segera mengambil tindakan. Ingat, jantung sehat adalah kunci hidup berkualitas!
Refrence : Halodoc