Jakarta, CNBC Indonesia –
Perjalanan rupiah untuk menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya pada pekan ini masih berat akibat greenback terus perkasa di tengah penantian pertumbuhan ekonomi AS.
Melandi Refiniv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengakhiri perdagangan pada akhir pekan lalu, Jumat (22/11/2024) di posisi Rp15.870/US$. Dalam sehari menguat 0,31%, tetapi belum bisa menutup pelemahan dalam sepekan sebesar 0,13% . Ini melanjutkan depresiasi pekan sebelumnya yang lebih dari 1%.
Tantangan eksternal dari keperkasaan indeks dolar AS masih menjadi penghambat bagi gerak rupiah. Hingga akhir pekan ini. Indeks dolar AS (DXY) terus menanjak ke atas level 107 yang merupakan titik tertingginya selama dua tahun terakhir.
Kuatnya dolar AS terjadi akibat efek pasca kemenangan Donald Trump yang membuat pelaku pasar menanti kebijakan proteksionisnya terkait penerapan tarif impor dan janji efisien anggaran pemerintah AS yang dinilai akan mengurangi defisit.
Terpilihnya Trump ini membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed). Semakin minim seiring dengan angka inflasi AS yang berpotensi terus menanjak.
Pada pekan ini penantian terhadap data AS juga masih akan mempengaruhi rupiah, tepatnya pada Rabu (27/11/2024). AS akan merilis data estimasi ke-2 Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2024.
Sebelumnya, pertumbuhan PDB riil AS tetap sehat pada kuartal III-2024 dengan tumbuh sebesar 2,8%, di bawah estimasi konteks pasar yang memperkirakan pertumbuhan sekitar 3%.
Jika perekonomian AS masih tumbuh sesuai ekspektasi, DXY diperkirakan masih perkasa yang potensi menekan rupiah.
Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen seputar politik masih memanas jelang Pilkada yang akan berlangsung pada pekan ini.
Sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota akan menggelar pilkada serentak pada Rabu pekan ini (27/11/2024). Pilkada serentak pertama dalam sejarah ini akan menjadi persaingan partai politik dan tokoh-tokoh yang maju. Perkembangan di Pilkada ini menjadi penting karena menjadi barometer kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di daerah.
Rupiah Teknikal
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah masih dalam tren melemahnya mengikuti garis rata-rata atau Moving Average (MA) selama 100 jam.
Paling dekat, jika terjadi pelemahan lagi, potensi rupiah menguji resistance di Rp15.940/US$, yang diperoleh dari high candle intraday pada 21 November 2024.
Sementara itu, untuk penguatan potensi terdekat bisa dicermati support di Rp15.800/US$, yang diperoleh dari low candle intraday 19 November 2024, sekaligus berdekatan dengan MA200 hourly.
Foto: Tampilan Perdagangan
Pergerakan rupiah melawAN DOLAR AS
|
RISET CNBC INDONESIA
(tsn/tsn)
Artikel Berikutnya
Video: Dolar AS Melambung, Bisnis Pertambangan Ikut Mengangkasa?
Tag : Lokal69