Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Serangkaian serangan balasan antara Teheran dan Tel Aviv dilaporkan oleh berbagai media internasional, menandai peningkatan eskalasi yang signifikan di kawasan Timur Tengah.
Namun di tengah gejolak tersebut, perhatian dunia kini tertuju pada keberadaan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang hingga saat ini belum muncul ke publik. Kabar burung menyebutkan bahwa Khamenei telah dipindahkan secara diam-diam ke bunker bawah tanah di kawasan Lavizan, timur laut Teheran, hanya beberapa jam setelah Israel meluncurkan serangan udara ke ibu kota lran pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025.
Dilindungi Ketat Bersama Keluarga
Informasi ini diungkap oleh dua sumber dalam negeri yang berbicara kepada media Iran International. Menurut laporan tersebut, seluruh anggota keluarga Khamenei, termasuk putra paling berpengaruhnya, Mojtaba Khamenei, turut mengungsi bersamanya ke bunker.
Sumber itu juga menambahkan bahwa skenario ini bukan yang pertama. Dalam dua operasi sebelumnya yang dilakukan lran terhadap Israel—True Promise 1 dan True Promise 2—Khamenei juga dilaporkan berlindung di tempat yang sama. Pada saat itu, Mojtaba ikut serta, namun dua anak lainnya, Masoud dan Mostafa, tidak berada di lokasi yang sama.
Serangan True Promise: Balasan Iran atas Tindakan Israel
Iran sebelumnya telah meluncurkan dua operasi militer besar terhadap Israel dalam kurun satu tahun terakhir:
-
True Promise 1 (13 April 2024):
Melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone yang ditujukan ke sejumlah instalasi militer Israel. Serangan ini merupakan balasan atas terbunuhnya dua jenderal senior lran di Damaskus. -
True Promise 2 (1 Oktober 2024):
Sebanyak 200 rudal diluncurkan ke berbagai titik strategis milik Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan tokoh militan pro-lran, termasuk mantan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Mashhad Diserang: Peringatan Langsung untuk Khamenei
Pada Minggu (15 Juni 2025), Israel mengejutkan publik dengan menargetkan kota Mashhad, yang berjarak sekitar 2.300 km dari perbatasan Israel. Ini adalah kali pertama Mashhad menjadi target serangan langsung. Menurut sumber diplomatik Timur Tengah kepada Iran International, serangan ini dimaksudkan sebagai peringatan langsung kepada Ayatollah Khamenei, bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi dirinya di wilayah lran.
Sumber tersebut bahkan mengklaim bahwa Israel memiliki kemampuan untuk mengeliminasi Khamenei di malam pertama operasi militer, namun memilih untuk memberikan “kesempatan terakhir” agar sang pemimpin tertinggi mempertimbangkan pembongkaran total program pengayaan uranium lran.
Tekanan Internasional dan Ultimatum Trump
Sebelum konflik memuncak, mantan Presiden AS Donald Trump dikabarkan telah memberi ultimatum dua bulan kepada Khamenei untuk menghentikan seluruh kegiatan nuklir yang berpotensi mengarah ke senjata pemusnah massal. Namun, Khamenei tetap mengabaikan peringatan dari Washington dan Tel Aviv.
Kini, setelah Israel memulai operasi udara berskala besar, ultimatum itu kembali disuarakan, disertai kekuatan militer sebagai bentuk tekanan nyata. Menurut sumber diplomatik yang sama, kesempatan ini adalah “momen terakhir” bagi Khamenei untuk mengambil keputusan realistis dan menghindari kehancuran lebih lanjut.
Penutup
Ketegangan antara Iran dan Israel telah melewati batas diplomasi. Dengan serangan langsung ke kota suci seperti Mashhad dan isu keberadaan pemimpin tertinggi Iran yang diselimuti misteri, situasi kawasan kini memasuki babak yang jauh lebih serius. Apakah Ayatollah Khamenei akan mengambil langkah mundur atau tetap menantang tekanan internasional, masih menjadi pertanyaan besar yang akan menentukan arah geopolitik kawasan ke depan.