
Megawati Soekarnoputri kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk periode 2025–2030. Pengukuhan tersebut dilakukan dalam Kongres VI PDIP yang berlangsung di Badung, Bali, pada Jumat (1/8/2025).
“Begitu selesai pembukaan, buka sidang pertama, 100 persen peserta meminta agar Ibu Megawati segera dikukuhkan kembali. Jadi sudah selesai,” ujar Ketua Steering Committee (SC) Kongres, Komarudin Watubun, saat ditemui di lokasi kongres.
Dengan dikukuhkannya kembali Megawati sebagai ketua umum, ia mencetak sejarah sebagai pemimpin partai politik dengan masa jabatan terlama di Indonesia, sekaligus salah satu yang paling berpengaruh.
Menjabat Sejak 1999, Lintasi Enam Presiden
Megawati pertama kali menjabat sebagai Ketua Umum PDIP sejak Februari 1999, setelah partai tersebut lahir dari perpecahan internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Sejak saat itu, ia telah menjalani enam periode kepemimpinan partai, dan masa jabatannya kini mencapai 26 tahun.
Menariknya, sepanjang kepemimpinannya, Indonesia telah dipimpin oleh enam presiden berbeda, menandakan konsistensi dan stabilitas posisi Megawat’i di tubuh PDIP:
-
BJ Habibie (1998–1999)
-
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (1999–2001)
-
Megawati Soekarnoputri sendiri menjabat sebagai Presiden RI (2001–2004)
-
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (2004–2014)
-
Joko Widodo (Jokowi) (2014–2024)
-
Prabowo Subianto (2024–2029)
Dengan catatan ini, Megawat’i menjadi satu-satunya pemimpin partai yang melewati enam era pemerintahan, sebuah pencapaian luar biasa dalam sejarah politik tanah air.
Rekor Megawati Ungguli Ketua Umum Parpol Lainnya
Jika dibandingkan dengan ketua umum partai politik lainnya, masa kepemimpinan Megawat’i jauh melampaui. Berikut perbandingannya:
-
Surya Paloh memimpin NasDem sejak tahun 2011 — total sekitar 14 tahun.
-
Prabowo Subianto memimpin Partai Gerindra sejak 2008 — sekitar 17 tahun.
-
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin Partai Demokrat selama 7 tahun (2013–2020).
Dengan masa jabatan lebih dari dua dekade, Megawat’i bukan hanya menjadi tokoh sentral dalam tubuh PDIP, tetapi juga sosok yang berperan penting dalam berbagai keputusan strategis politik nasional.
PDIP dan Kepemimpinan Megawati di Masa Depan
Konsistensi Megawat’i dalam memimpin PDIP selama lebih dari 25 tahun tidak lepas dari perannya sebagai pengikat ideologis dan simbol kontinuitas partai. Di bawah kepemimpinannya, PDIP telah beberapa kali memenangkan pemilu legislatif dan eksekutif, termasuk mengantarkan Joko Widodo menjadi presiden selama dua periode.
Kini, dengan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih untuk 2024–2029, posisi Megawat’i tetap penting sebagai penjaga arah politik partai. Banyak pengamat meyakini bahwa pengukuhannya kembali di Kongres VI menandakan PDIP tetap menjaga fondasi ideologis dan arah perjuangan sesuai dengan nilai-nilai Soekarno.
Penutup
Kembalinya Megawati sebagai Ketua Umum PDIP untuk periode keenam mempertegas posisinya sebagai tokoh sentral dalam panggung politik nasional. Dengan masa jabatan total mencapai 26 tahun dan melintasi enam era presiden, Megawat’i bukan hanya menjadi pemimpin terlama, tetapi juga simbol ketahanan dan stabilitas politik partai yang sulit disaingi.
Langkah ini juga sekaligus memperlihatkan bahwa PDIP masih mempercayai kepemimpinan Megawat’i dalam menjaga arah partai ke depan, menghadapi tantangan baru, dan tetap relevan dalam dinamika politik Indonesia yang terus berkembang.
Refrence : Liputan6