
Presiden Prabowo Subianto kembali menarik perhatian publik, kali ini bukan karena pidato politik tajam atau keputusan besar negara—melainkan secangkir kopi. Saat menghadiri peringatan Hari Lahir PKB di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu malam (23 Juli 2025), Prabowo Subianto mendadak menghentikan pidatonya. Bukan karena konten acara, tapi karena satu hal yang sangat pribadi: minuman di hadapannya bukan kopi, melainkan teh.
Dengan ekspresi antara kesal dan jenaka, Prabowo Subianto menegur ringan stafnya di tengah ribuan pasang mata.
“Ini staf saya nggak benar ini, nggak benar,” celetuknya, mengundang gelak tawa dan tepuk tangan para hadirin.
Setelah memastikan isi cangkir tersebut adalah teh, bukan kopi, Prabowo Subianto meletakkannya kembali dan melontarkan gurauan lain.
“Kalau depan kiai-kiai saya grogi,” katanya sambil menunjuk ke arah staf, menyiratkan bahwa kopi adalah penenang sekaligus senjata rahasia-nya dalam menghadapi forum penting.
Kopi, Bukan Sekadar Minuman Biasa
Bagi Prabowo, kopi bukan hanya soal rasa atau kebiasaan, melainkan bagian dari ritme kerja dan kekuatan mentalnya. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo Subianto tak segan menyebut bahwa secangkir kopi membantunya berpikir lebih jernih, tetap fokus, dan menjaga semangat saat berdiri di hadapan publik atau rapat kenegaraan.
Momen serupa terjadi dua bulan sebelumnya dalam acara Kongres ke-IV PP TIDAR di Hotel Borobudur, Jakarta. Kala itu, Prabowo Subianto baru saja membuka pidato ketika para kader muda dari Partai Gerindra meneriakkan satu permintaan unik: “Minum kopi dulu, Pak!”
Tanpa ragu, ia menyambut permintaan itu dengan gayanya yang khas:
“Karena diperintah oleh rakyat, saya minum kopi,” ucapnya sambil mengangkat cangkir, disambut tepuk tangan meriah.
Kopi Hambalang, Teman Setia Sang Presiden
Dalam berbagai wawancara, Prabowo kerap menyebut kopi arabika dari lereng Hambalang, Bogor, sebagai favoritnya. Kopi ini memiliki karakter kuat, aroma tajam, dan aftertaste mendalam—cocok dengan gaya hidup disiplin yang dijalani sang Presiden.
Di lingkungan Istana maupun kediaman pribadinya, kopi Hambalang hampir selalu tersedia. Bahkan, saat bepergian, Prabowo Subianto kerap membawa sendiri biji kopi pilihannya untuk diseduh sesuai selera. Namun, ia juga sangat disiplin: tidak minum kopi di malam hari, dan biasanya membatasi konsumsi hingga pukul 17.00 atau 18.00, kecuali keesokan harinya adalah hari libur.
Ritual Kopi dalam Perjalanan Politik
Kecintaan Prabowo Subianto pada kopi bahkan menjadi semacam ritual tak tertulis saat kampanye Pilpres 2024. Di berbagai kota yang ia kunjungi, dari Aceh hingga Manado, ia menyempatkan diri mencicip kopi lokal, sekaligus berbincang dengan rakyat dalam suasana akrab. Ia menyebut kopi sanger Aceh “menghangatkan”, dan kopi Manado “menggigit”.
Bagi Prabowo, kopi adalah jembatan komunikasi—sarana meredakan ketegangan, membuka dialog, dan menghubungkan pemimpin dengan rakyat.
Racikan Sehat: Kopi Hitam dan Kayu Manis
Meski menyukai kopi pekat, Prabowo Subianto tetap memperhatikan unsur kesehatan. Ia menolak tambahan gula, krimer, ataupun susu. Sebagai gantinya, ia menambahkan sebatang kayu manis ke dalam kopinya—bukan sekadar untuk rasa, tapi juga karena khasiatnya.
Kayu manis dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, mulai dari:
-
Antioksidan: Melawan radikal bebas
-
Anti-inflamasi: Meredakan peradangan
-
Efek antidiabetik: Mengontrol gula darah
-
Antimikroba: Meningkatkan kekebalan tubuh
Dengan kombinasi sederhana ini, racikan kopi ala Prabowo menjadi bukan hanya minuman penambah semangat, tapi juga gaya hidup sehat yang ia jalani secara konsisten.
Kesimpulan
Kisah Prabowo Subianto dan kopinya adalah potret menarik dari seorang pemimpin yang tetap membumi di tengah hiruk pikuk politik. Dari podium nasional hingga secangkir kopi Hambalang, Prabowo Subianto menunjukkan bahwa energi, konsistensi, dan kesederhanaan bisa berjalan beriringan. Bagi Prabowo, kopi bukan cuma minuman—tapi bagian dari strategi, disiplin, dan simbol kekuatan dalam memimpin negeri.
Jika ingin melihat sisi lain dari Presiden Prabowo—lebih manusiawi, hangat, dan penuh cerita—cukup perhatikan apa yang ada di cangkirnya. Kemungkinan besar, itu adalah kopi.
Refrence : Liputan6