
PT Freeport Indonesia memastikan operasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) akan dimulai kembali pada Maret 2026. Aktivitas GBC sebelumnya dihentikan akibat insiden longsor pada September lalu yang menyebabkan sejumlah pekerja terjebak.
“Operasi baru dapat dimulai pada Maret 2026 dan membutuhkan waktu hingga akhir tahun untuk mencapai kapasitas penuh. Karena itu, produksi diperkirakan kembali meningkat pada 2027,” ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, dikutip dari Antara, Senin (24/11/2025).
Tony menjelaskan bahwa tambang GBC belum dapat berproduksi penuh akibat longsor lumpur bijih yang terjadi pada awal September. GBC merupakan tambang bawah tanah terbesar dalam kompleks tersebut, sehingga penghentian operasi sementara harus dilakukan demi memastikan keamanan.
Sebelumnya, Freeport melaporkan bahwa insiden longsor tersebut merusak sejumlah infrastruktur pendukung, sehingga produksi di area GBC harus ditunda pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026.
Empat Fakta Terbaru Tragedi Longsor GBC
1. Evakuasi Berlangsung 27 Hari
Longsor di area GBC Extraction 2830 Panel pada Senin malam, 8 September 2025, mengakibatkan korban jiwa. Proses evakuasi dinyatakan selesai pada 5 Oktober 2025 setelah seluruh tujuh pekerja ditemukan.
Dalam keterangan resmi PTFI, lima pekerja ditemukan pada Minggu (5/10) oleh tim gabungan PTFI, Kementerian ESDM, Polres Mimika, Basarnas, dan BPBD. Seluruhnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Kapolsek Tembagapura, Iptu Firman, menyampaikan bahwa lima jenazah tersebut telah dibawa ke Timika. Empat korban diterbangkan ke Jakarta, sementara satu lainnya dimakamkan di Kuala Kencana.
Korban yang dievakuasi meliputi Victor Manuel Bastida Ballesteros (ekspatriat Chili), Balisang Telile (ekspatriat Afrika), Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto, dan Zaverius Magai. Dua korban lainnya dari PT Cita Contract telah ditemukan pada 20 September 2025.
2. Proses Penyelamatan yang Panjang dan Berat
Tony Wenas menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut. Ia berterima kasih kepada tim penyelamat yang bekerja selama hampir satu bulan tanpa henti dalam kondisi yang sangat menantang.
Menurutnya, penyelamatan memakan waktu lama karena lokasi yang sulit diakses dan volume material basah mencapai sekitar 800 ribu ton.
PTFI memastikan pendampingan menyeluruh bagi keluarga para pekerja yang menjadi korban serta memastikan setiap proses dilakukan dengan hormat. Investigasi penyebab insiden akan dilakukan secara transparan dan komprehensif demi meningkatkan standar keselamatan.

3. Seluruh Pekerja Dievakuasi dari Area Luncuran Material
Tim tanggap darurat PTFI mengevakuasi seluruh jenazah pada 5–6 Oktober 2025. Setelah tiba di RS Tembagapura, jenazah ditangani oleh tim Dokkes Polda Papua untuk proses identifikasi.
Lima korban yang dievakuasi pada 5 Oktober adalah karyawan PT Redpath Indonesia, kontraktor yang bekerja di area tambang bawah tanah Freeport. Dua korban lain dari PT Cita Contract ditemukan sebelumnya dalam operasi terpisah.
4. Kondisi Jenazah Dilaporkan Masih Utuh
Kabid Dokkes Polda Papua, AKBP dr. Mansyuri SPFM, langsung menangani proses identifikasi. Kapolsek Firman menyebut bahwa seluruh jenazah ditemukan dalam kondisi utuh, dengan laporan bahwa para korban terjebak pada area yang terkena aliran material basah.
Tony Wenas kembali menegaskan bahwa seluruh pekerja yang gugur adalah bagian penting dari keluarga besar Freeport. Ia menyampaikan belasungkawa dan memastikan bahwa dukungan penuh diberikan kepada keluarga korban, termasuk dalam proses pemakaman dan identifikasi.
Refrence : Liputan6